Laman

Sabtu, 14 April 2012

Aku dan "Bait Pertama" Sheila On 7

Di sini ku menggenggam takdir di tanganku
Aku coba menahan tak menangisimu
Di bait pertama..

sekuat kaki ini mencoba berlari
Tetapi hati ini menuntunnya kembali
Ke bait pertama..

Berjalan hidupku tanpamu
Hidupku tanpamu di bait pertama..

Berjalan hidupku tanpamu, hidupku tanpamu
Bertahan karna menantimu, untuk menantimu di bait pertama..


Baru sekali ku mendengar lagu ini, kebetulan aku mendengarnya salah satu acara TV swasta. Ya mendengar lagu ini, serasa eros menciptakan lagu ini buatku.. hahahaha.. kenna bangeettt.. :(
sekali dengar langsung suka, langsung downdload, langsung dengar berkali-kali tanpa ada lagu lain yang menemani, bahkan saat ini akupun masih mendengarnya. hehehe.. seperti inilah aku, begitu mendengar lagu yang serasa mirip dengan kisahku, maka aku takkan hentinya mendengar lagu itu.

Mendung menyelimuti wajah, lalu perlahan hujan membasahi pipi, “Cinta, kebahagiaan seperti inikah yg kau kehendaki?

aku mencoba untuk tak meneteskan air mata lagi untukmu, mencoba untuk kembali membiasakan diri ini menjalani hari tanpa kamu. aku mencoba untuk tak mempedulikanmu, mencoba untuk bersikap acuh, melakukan penghindaran namun hati ini kembali membawaku kembali padamu.

Namun aku harus tetap mencobanya, mencoba untuk berjalan bahkan berlari meninggalkan tempat ini, tempat dimana kau telah meninggalkanku jauh.

Disini aku memilih menikmati kepedihan ini, dan membiarkanmu pergi. Sakit memang tapi kuyakin ini hanya akan kurasa diawal, setelahnya mungkin aku akan menertawakan tangisku hari ini.

Aku akan baik-baik saja, seperti yang engkau duga, seperti yang kesedihanku pinta…

perjodohan?? oh NO..!!

PERJODOHAN..

begitu mendengar kata itu yang terlintas dalam kepala ku dan juga mungkin sebagian orang adalah kalimat ini
"emang sekarang masih jaman siti nurbaya pake acara jodoh-jodoh segala, sekarang tuh dah jaman millenium, g ada jodoh-jodohan..!"

PERJODOHAN..

entah itu benar atau tidak, tapi menurutku "perjodohan" yang masih kerap dilakukan oleh sebagian orang tua dijaman saat ini hanya akan membebani anaknya. disini aku tak akan membahas bagaimana kebahagian mereka yang menerima perjodohan dengan senang hati, bahkan memang mereka yang menginginkannya. tapi disin yang akan aku tulis adalah penolakan dari kami-anakmu- yang tak menerima atau bahkan dengan sangat terpaksa menerima perjodohan ini.

Mereka -orang tua- mengatas namakan perjodohan demi kebaikan dan demi kebahagiaan anaknya tersayang. aku tak menampikkan harapan mereka, karna tidak mungkinlah orang tua menginginkan anaknya menderita tapi apakah memang benar? apakah setelah perjodohan dan dilanjutkan dengan pernikahan anaknya memang bahagia? lantas bagaimana bila tidak? bagaimana bila pada akhirnya ternyata sang anak malah merasa semakin tertekan. siapa yang akan bertanggung jawab? kebahagiaan yang dikatakan malah berubah menjadi air mata kesedihan oleh anaknya sendiri. itukah yang ingin dilihat oleh mereka? bila hal ini yang terjadi, bukan cuma anaknya yang akan merasakan sakid tapi kalian-orang tua- yang selalu kami hormati dan kami sayangi pastilah akan merasakannya. secara tidak langsung kebahagian kami-anakmu- telah terenggut oleh keegoan semata.

kami-anakmu- tak ingin melukai perasaanmu dengan menolak perjodohan yang kalian inginkan dengan memberontak, tapi kami pun tak sanggup untuk melanjutkan perjodohan yang kalian inginkan. kebahagiaan yang kalian maksud bisa kami rasakan tanpa melalui perjodohan ini, izinkan kami melakukan apa yang kami inginkan. kami-anakmu- hanya meminta kepercayaanmu, karena kami akan menjaganya takkan kami hancurkan. izinkan kami menemukan sendiri sosok pendamping yang memang kami inginkan.kami-anakmu- membutuhkan restu dari kalian, kami tak ingin dicap sebagai anak yang durhaka atau apalah namanya. kami  tau segala pilihan akan memiliki konsekuensi tersendiri, maka bila ternyata pilihan kami tak sesuai pada akhirnya kami takkan menyesali semuanya seperti bila kami menyesali perjodohan yang tak kami inginkan, kami takkan pernah menyalahkan siapapun atas pilihan kami.


"ayah ibu, dengarkanlah suara hati kami, janganlah kalian hanya mendengarkan perkataan orang lain, sementara perasaan anakmu sendiri kau tak hiraukan, tak peduli bahkan seakan tak ada penolakan dari kami, padahal??!

ayah, ibu kami tak ingin berada dalam sandiwara seperti ini, berpura-pura menerima, berpura-pura tersenyum bahagia padahal dalam hati kami menangis dan meronta.

ayah ibu, sebelum semuanya terlambat, maka pertimbangkanlah lagi perjodohan yang akan kalian lakukan atau ingin lakukan."



entah apa yang akan ku lakukan bila hal ini terjadi padaku.
memberontak? sanggupkah aku?
mampukah aku melawan segala apa yang mereka inginkan?
gadis kecil yang penurut berubah menjadi gadis pembangkang?!
mampukah? entahlah...

ahhh,, ibu aku tak ingin hal ini terjadi.
aku tak sanggup membayangkan semua hal yang akan terjadi.
aku ingin tetap menjadi gadis kecilmu yang penurut, maka kuharap ibu dapat mengerti.

Selasa, 10 April 2012

tanya yang tak terjawab

entah apa yang membuatku masih berada disini..
masih tetap berdiri di sini..
tak beranjak sedikitpun..

entah apa yang membuatku masih tetap disini..
masih dengan segala harap yang terlanjur ku yakini..
tak berubah sedikitpun...

padahal ku tau kau tlah meninggalkanku jauh,
jauh hingga bayangmu tak terlihat..
tak tertangkap pandanganku..

padahal ku tau kau kini telah menghilangkan segala harap 
harap yang pernah kau beri..
menghapus imaji yang kini masih kuyakini..

haaaah..!!
liatlah mereka semua menertawakanku..
menertawakanku yang tak hentinya menanti dan mengharap..
menanti seseorang yang tak ingin kembali..
mengharap seseorang yang telah menoreh luka..
entah mengapa....