Laman

Sabtu, 14 April 2012

perjodohan?? oh NO..!!

PERJODOHAN..

begitu mendengar kata itu yang terlintas dalam kepala ku dan juga mungkin sebagian orang adalah kalimat ini
"emang sekarang masih jaman siti nurbaya pake acara jodoh-jodoh segala, sekarang tuh dah jaman millenium, g ada jodoh-jodohan..!"

PERJODOHAN..

entah itu benar atau tidak, tapi menurutku "perjodohan" yang masih kerap dilakukan oleh sebagian orang tua dijaman saat ini hanya akan membebani anaknya. disini aku tak akan membahas bagaimana kebahagian mereka yang menerima perjodohan dengan senang hati, bahkan memang mereka yang menginginkannya. tapi disin yang akan aku tulis adalah penolakan dari kami-anakmu- yang tak menerima atau bahkan dengan sangat terpaksa menerima perjodohan ini.

Mereka -orang tua- mengatas namakan perjodohan demi kebaikan dan demi kebahagiaan anaknya tersayang. aku tak menampikkan harapan mereka, karna tidak mungkinlah orang tua menginginkan anaknya menderita tapi apakah memang benar? apakah setelah perjodohan dan dilanjutkan dengan pernikahan anaknya memang bahagia? lantas bagaimana bila tidak? bagaimana bila pada akhirnya ternyata sang anak malah merasa semakin tertekan. siapa yang akan bertanggung jawab? kebahagiaan yang dikatakan malah berubah menjadi air mata kesedihan oleh anaknya sendiri. itukah yang ingin dilihat oleh mereka? bila hal ini yang terjadi, bukan cuma anaknya yang akan merasakan sakid tapi kalian-orang tua- yang selalu kami hormati dan kami sayangi pastilah akan merasakannya. secara tidak langsung kebahagian kami-anakmu- telah terenggut oleh keegoan semata.

kami-anakmu- tak ingin melukai perasaanmu dengan menolak perjodohan yang kalian inginkan dengan memberontak, tapi kami pun tak sanggup untuk melanjutkan perjodohan yang kalian inginkan. kebahagiaan yang kalian maksud bisa kami rasakan tanpa melalui perjodohan ini, izinkan kami melakukan apa yang kami inginkan. kami-anakmu- hanya meminta kepercayaanmu, karena kami akan menjaganya takkan kami hancurkan. izinkan kami menemukan sendiri sosok pendamping yang memang kami inginkan.kami-anakmu- membutuhkan restu dari kalian, kami tak ingin dicap sebagai anak yang durhaka atau apalah namanya. kami  tau segala pilihan akan memiliki konsekuensi tersendiri, maka bila ternyata pilihan kami tak sesuai pada akhirnya kami takkan menyesali semuanya seperti bila kami menyesali perjodohan yang tak kami inginkan, kami takkan pernah menyalahkan siapapun atas pilihan kami.


"ayah ibu, dengarkanlah suara hati kami, janganlah kalian hanya mendengarkan perkataan orang lain, sementara perasaan anakmu sendiri kau tak hiraukan, tak peduli bahkan seakan tak ada penolakan dari kami, padahal??!

ayah, ibu kami tak ingin berada dalam sandiwara seperti ini, berpura-pura menerima, berpura-pura tersenyum bahagia padahal dalam hati kami menangis dan meronta.

ayah ibu, sebelum semuanya terlambat, maka pertimbangkanlah lagi perjodohan yang akan kalian lakukan atau ingin lakukan."



entah apa yang akan ku lakukan bila hal ini terjadi padaku.
memberontak? sanggupkah aku?
mampukah aku melawan segala apa yang mereka inginkan?
gadis kecil yang penurut berubah menjadi gadis pembangkang?!
mampukah? entahlah...

ahhh,, ibu aku tak ingin hal ini terjadi.
aku tak sanggup membayangkan semua hal yang akan terjadi.
aku ingin tetap menjadi gadis kecilmu yang penurut, maka kuharap ibu dapat mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar